Matahari merupakan objek terbesar di tata surya kita dan menjadi sumber energi bagi kehidupan di Bumi. Namun, banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana matahari bisa terbakar padahal di luar angkasa tidak ada oksigen.
Matahari, sumber energi bagi kehidupan di Bumi, terdiri dari 70% hidrogen dan 28% helium. Meskipun di luar angkasa tidak ada oksigen, matahari tidak terbakar seperti kayu atau batang lilin. Sebaliknya, matahari menyala karena adanya reaksi nuklir yang terjadi di intinya yang disebut fusi nuklir.

Fusi nuklir terjadi di inti matahari di mana suhu mencapai 15 juta derajat Celsius dan tekanannya mencapai 250 miliar kali tekanan atmosfer bumi. Proses ini memungkinkan bergabungnya inti atom menjadi inti yang lebih berat dan melepaskan energi dalam bentuk foton yang kemudian mengalir keluar dari inti matahari ke permukaannya.
Meskipun tidak ada oksigen di matahari, proses fusi nuklir terus berlangsung selama miliaran tahun karena pasokan hidrogen di matahari sangat banyak. Meskipun sebagian besar hidrogen di matahari telah berubah menjadi helium, proses pembakaran terus berlangsung dengan fusi nuklir antara atom helium menjadi unsur yang lebih berat seperti karbon, oksigen, dan besi.
Selain fusi nuklir, ada juga proses konveksi dan radiasi yang terjadi di matahari. Konveksi terjadi ketika gas di inti matahari dipanaskan dan naik ke permukaan, kemudian mendingin dan turun kembali ke inti. Proses ini membantu mengatur suhu di matahari dan mempercepat reaksi nuklir.
Radiasi juga terjadi di matahari, di mana energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir dilepaskan dalam bentuk sinar-X, ultraviolet, dan cahaya tampak. Radiasi ini sangat berbahaya bagi makhluk hidup di bumi jika terlalu banyak, karena bisa merusak sel-sel tubuh. Namun, bumi dilindungi oleh lapisan ozon yang mampu menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet dari matahari.
Oksigen sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup bumi, tetapi tidak diperlukan untuk proses fusi nuklir di matahari. Oksigen di bumi dihasilkan melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan. Tanpa oksigen, tidak akan ada kehidupan yang bisa bertahan di bumi.
Dalam kesimpulannya, matahari bisa terus terbakar selama miliaran tahun karena adanya reaksi fusi nuklir yang terjadi di intinya. Proses ini menghasilkan energi yang dilepaskan dalam bentuk sinar-X, ultraviolet, dan cahaya tampak yang menyebabkan matahari terlihat menyala. Proses konveksi dan radiasi juga membantu mengatur suhu dan energi di matahari. Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di planet kita.